Sulasdi, Risyani
Guru SMPN 3 Karangnyar
E-mail ditazafir@yahoo.co.id
Rahayu Pristiwati
Fakultas Bahasa dan Seni - Universitas
Negeri Semarang
E-mail rahayupristiwati@yahoo.co.id
Abstrak: Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa Sekolah
Menengah Pertama. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMPN 3
Karanganyar berjumlah 32 siswa. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan
media gambar. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, rubrik
penilaian, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Hasil penelitian
menunjukkan penggunaan media gambar berseri, warna menarik, sederhana, mudah dipahami,
dan memberikan gambaran objek baik makhluk hidup ataupun tempat dalam
pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan menulis narasi.
Kata kunci: kemampuan
menulis, narasi, media gambar
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa terpadu yang ditujukan
untuk menghasilkan tulisan. Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa
tulis.Kemampuan menulis sangat diperlukan dalam semua bidang pekerjaan. Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, sering kita temui siswa yang telah menguasai
bahasa Indonesia secara tertulis, tetapi tidak dapat menghasilkan tulisan
karena tidak tahu apa yang akan ditulis dan cara menuliskannya. Siswa merasa sulit untuk mengungkapkan ide dan
gagasannya secara tertulis. Hal ini dapat disebabkan kurangnya produktivitas
siswa dalam menghasilkan karya tulis.
Kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa masih sangat rendah. Kegiatan yang dapat direkam melalui aktivitas menulis adalah kejadian
atau sesuatu yang berkaitan dengan rentetan waktu. Siswa bisa menceritakan
secara kronologis suatu kejadian atau narasi sebuah cerita yang di dalamnya
dapat termuat suatu hal yang rinci sehingga setiap momen yang hadir di hadapan
siswa dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan.
Pembelajaran
menulis merupakan kemampuan paling sulit dikuasai siswa dibandingkan dengan
keterampilan berbahasa yang lain. Selain itu, pembelajaran keterampilan menulis
tampaknya belum menggembirakan. Salah satu realita yang mendukung pernyataan tersebut adalah
kondisi pembelajaran keterampilan menulis di kelas VII A SMP Negeri
3 Karanganyar. Berdasar pengamatan, ditemukan kenyataan di kelas bahwa motivasi
dan kemampuan menulis narasi siswa masih
rendah yang ditandai jenuh , dan
mengeluh jika siswa ditugaskan mengarang. Selain itu, kemampuan mengarang siswa
masih kurang yang ditengarai tidak mempunyai kemampuan optimal dalam
pembelajaran mengarang dan hasil karangan siswa pun sangat memperihatinkan. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil belajar mengarang siswa yang hanya mencapai
nilai 60, merumuskan tema kurang baik, penyusunan detail dalam urutan dan penggunaan
deskripsi kurang tepat, dialog dalam penyajiannya kurang menarik, komponen
seperti alur, penokohan, latar, titik pandang, dan pemilihan detail peristiwa
disusun kurang baik dan tidak lengkap, penggunaan kata kurang menarik
perhatian, kalimat narasi kurang jelas maksudnya dan kurang bisa dipahami,
serta banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca.
Kemampuan siswa dalam menulis narasi dapat
ditingkatkan dengan membenahi segala hal yang menjadi titik kelemahan siswa
dalam menulis. Salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan
media. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan (Arief 1996:6). Salah satu media pembelajaran yaitu media gambar.
Media ini dipilih dengan pertimbangan bahwa media gambar merupakan media paling
umum digunakan, harganya terjangkau, mudah diingat oleh siswa, guru dapat
menunjukkan benda-benda yang tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, dan relevan
dengan pencapaian kompetensi dasar dan karakteristik siswa. Selain itu, media
gambar juga dapat mempermudah guru dalam mengajar dan siswa dalam mengingat apa
yang dilihat, mengembangkan kreativitas, daya imajinasi, serta mempermudah
siswa dalam menuangkan ide-ide kreatif mereka. Salah satu fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar 2004:15).
Sebuah
tulisan pada dasarnya merupakan perwujudan hasil penalaran. Penalaran ini
terutama terkait dengan proses menuangkan gagasan pokok untuk dikembangkan
menjadi tulisan. Setiap penulis harus dapat menuangkan gagasannya secara cermat
ke dalam tulisannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memunculkan
gagasan adalah dengan menggunakan media gambar. Media gambar sebagai media
pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun cerita
berdasarkan rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan narasi yang
utuh Levie dan Lentz (dalam Azhar 2004:16).
Keuntungan media gambar sebagai media
pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa dalam
pembelajaran menulis. Azhar (2004:5) mengemukakan bahwa keuntungan penggunaan
media gambar siswa dapat meningkat kemampuan dalam menulis cerita berdasarkan
rangkaian gambar menjadi karangan narasi yang utuh, padu, dan dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secaraa
benar.
Untuk memberikan arah penelitian yang jelas
dan operasional berdasarkan latar
belakang, masalah penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan media
gambar yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa
kelas VIIA SMP N 3 Karanganyar? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan
menulis narasi. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru Bahasa dan
Sastra Indonesia khususnya dalam menerapkan pembelajaran menulis narasi dengan
menggunakan media gambar dan meningkatkan kualitas mata pelajaran bahasa
Indonesia.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (classroom action research).
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA yang berjumlah 32 orang (16
perempuan dan 16 laki-laki). Kelas VIIA dikategorikan sebagai kelas
yang tingkat kemampuan siswanya paling rendah di antara sembilan kelas VII
di SMPN 3 Karanganyar. Penelitian ini
dilakukan dari bulan September 2009 sampai dengan April 2010.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan (plan), tindakan dan pengamatan (act and observe), dan refleksi (reflect). Tindakan yang dilakukan untuk
memecahkan masalah penelitian adalah penggunaan media gambar dengan
langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, guru menjelaskan tentang media
gambar yang akan digunakan. Kedua siswa
mengidentifikasi gambar berseri. Ketiga
siswa menyusun potongan gambar berseri. Keempat
siswa mendiskusikan gambar berseri secara acak untuk membuat narasi. Kelima siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompok. Keenam memajangkan seluruh hasil karya
siswa berdasarkan kelompok Ketujuh penentuan karya terbaik siswa disertai
pemberian reward .
Ada dua indikator yang ditetapkan sebagai acuan
keberhasilan penelitian ini. Pertama indikator
keberhasilan penggunaan media gambar apabila semua siswa sudah dapat terlibat
secara aktif, terbuka mengungkapkan pikiran, teratur, dan bersemangat mengikuti
tahapan pembelajaran dengan media gambar berseri., Kedua apabila kemampuan menulis narasi siswa kelas VIIA SMP N 3
Karanganyar mencapai nilai rerata 75 atau lebih.
Sesuai data
yang dikumpulkan. instrumen yang digunakan, yaitu: format observasi, rubrik
penilaian, wawancara, jurnal, dan
dokumentasi foto. Format pengamatan yang digunakan sebagai instrumen
pengumpulan data kualitatif ada dua, yaitu format pengamatan guru dan format
pengamatan siswa. Rubrik penilaian yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan
data kuantitatif (1) penentuan tema, (2) pengembangan narasi, (3) prinsip dasar narasi,
(4) pilihan kata, (5) keefektifan kalimat, serta (6) ejaan dan tanda baca.untuk mengukur
kemampuan siswa menulis narasi. Data
yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif (penilaian hasil) dan
kualitatif (penilaian proses).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pembelajaran pada siklus I berlangsung dalam dua kali pertemuan. Sementara
itu, dalam siklus II,
pembelajaran berlangsung dalam dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dengan tiga kegiatan yaitu kegiatan awal/pembukaan,
kegiatan inti/pendalaman materi, dan kegiatan akhir/penutupan. Pada kegiatan
inti melakukan pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media gambar.
Dalam setiap pertemuan baik siklus I maupun
siklus II dengan memanfaatkan penggunaan media gambar berseri, warna menarik,
sederhana, mudah dipahami, dan memberikan gambaran objek baik makhluk hidup
ataupun tempat. Paparan tentang pembahasan hasil disajikan seperti berikut ini.
Siklus I
Data
kualitatif berupa deskripsi kegiatan siswa dan guru selama dua kali pertemuan
yang diperoleh dari hasil catatan observasi dan diperkuat dengan hasil dokumentasi
foto pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan pertama, guru
membuka pembelajaran dengan apersepsi dan membangkitkan motivasi belajar siswa
untuk mengikuti pelajaran serta mengemukakan tujuan dan tema pembelajaran. Selanjutnya,
guru memberi pemahaman awal kepada siswa tentang cara membuat tulisan bentuk
narasi.
Pembelajaran pemanfaatan
penggunaan media gambar terdiri atas tujuh aktivitas siswa yang diamati
meliputi (1) mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan aktif, (2)
mengidentifikasi gambar berseri yang diberikan guru, (3) menyusun potongan
gambar menjadi urutan berdasarkan kronologis kejadiannya, (4) mendiskusikan
hasil identifikasi gambar dalam kelompok (5) mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dan melakukan sumbang saran atas hasil diskusi kelompok lain, (6)
memajang seluruh karya siswa dalam bentuk kelompok, dan (7) menentukan karya
terbaik siswa.
Pembelajaran siklus I
dirasakan belum optimal, baik dari proses maupun hasil. Dari proses, guru belum
sepenuhnya memberikan pemahaman kepada siswa tentang pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media
gambar. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi
terhadap tindakan yang dilakukan guru serta respon yang diberikan siswa,
ditemukan perilaku yang dirasakan belum optimal yang dapat menjadi penyebab
kegagalan pembelajaran yaitu kata-kata yang dipilih siswa tidak memenuhi
kecocokan dan ketepatan, terdapat beberapa kata yang tidak lazim, dan kata-kata
yang dipilih tidak memiliki daya tarik, kemampuan siswa dalam mengembangkan
kalimat efektif tidak menjadikan kalimat sebagai sarana pengungkap dan
penangkap pesan agar terjadi komunikasi secara efektif, dan hampir seluruh
siswa tidak siap untuk presentasi karena instruksi yang tidak jelas dari guru.
Data kuantitatif penelitian
adalah karya siswa berupa karangan narasi selama dua kali pertemuan. Karya siswa yang dinilai dalam
penelitian ini adalah karangan narasi meliputi
aspek (1) penentuan tema, (2)
pengembangan narasi, (3) prinsip dasar narasi, (4) pilihan kata, (5)
keefektifan kalimat, serta (6) ejaan dan
tanda baca. Masing-masing aspek dinilai berdasarkan kreteria yang telah ditentukan.
Dari aspek hasil rerata nilai menulis
narasi dengan media gambar mencapai 68,75 dalam pelaksanaan pertemuan pertama
dan kedua siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu
mencapai nilai 75 atau lebih. Siswa yang kurang memahami menulis narasi dengan
media gambar menunjukkan bahwa pada aspek penentuan tema diperoleh rerata nilai
sebesar 19,53 atau dalam kategori cukup baik. Pada aspek pengembangan narasi
diperoleh rerata nilai sebesar 17,19 atau dalam kategori baik. Sementara itu,
aspek prinsip dasar narasi diperoleh rerata nilai sebesar 13,50 dalam kategori
baik. Kategori baik juga diperoleh pada aspek pilihan kata yaitu rerata nilai
9,09 . Sedangkan aspek keefektifan kalimat diperoleh rerata nilai sebesar 6,13
atau kategori baik. Terakhir aspek ejaan
dan tanda baca dengan rerata nilai 3,31 dalam kategori kurang baik.
Berdasarkan kecenderungan data tersebut,
dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh siswa belum memenuhi standar,
nilai yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena rerata
belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75 lebih,
diputuskan untuk melanjutkan penelitian pada siklus II.
Aktivitas pemanfaatan media gambar ini
difokuskan pada lima aspek yaitu (1) menyusun
potongan gambarmenjadi urutan berdasarkan kronologis kejadiannya, (2)
mendiskusikan hasil identifikasi gambar dalam kelompok (3) mempresentasikan
hasil diskusi kelompok dan melakukan sumbang saran atas hasil diskusi kelompok
lain, (4) memajang seluruh karya siswa dalam bentuk kelompok, dan (5)
menentukan karya terbaik siswa.
Siklus II
Pada pembelajaran siklus kedua
ini tampak sebagian sebagian besar siswa telah siap untuk mengikuti
pembelajaran. Dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media gambar disertai
proses pembelajaran yang variatif, siswa lebih antusias dan tampak lebih aktif.
Hal ini disebabkan siswa sudah memiliki pemahaman tentang media gambar dan
dapat menyusun potongan gambar menjadi urutan berdasarkan kronologis
kejadiannya dibandingkan pembelajaran sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengamatan
dari tujuh aktivitas, sudah mengalami peningkatan daripada pembelajaran
sebelumnya. Baik aktivitas mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
dengan aktif maupun mengidentifikasi gambar berseri yang diberikan guru. Ada
lima aktivitas yang dirasakan belum optimal yang dapat menjadi penyebab
kegagalan pembelajaran. Aktivitas tersebut meliputi (1) menyusun potongan
gambar menjadi urutan berdasarkan kronologis kejadiannya belum, (2)
mendiskusikan hasil identifikasi gambar dalam kelompok (3) mempresentasikan
hasil diskusi kelompok dan melakukan sumbang saran atas hasil diskusi kelompok
lain, (4) memajang seluruh karya siswa dalam bentuk kelompok, dan (5)
menentukan karya terbaik siswa.
Berdasarkan hasil analisis dan
evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan guru serta respon yang diberikan
siswa pada siklus II ini disimpulkan bahwa kegiatan menulis narasi dengan media
gambar berlangsung secara optimal. Pembelajaran yang
dilakukan dalam dua kali pertemuan pada siklus II dirasakan sudah optimal, baik
dari segi proses maupun dari segi hasil.
Dari segi proses, siswa mampu menyesuaikan diri dengan
kegiatan pembelajaran menulis narasi dengan media gambar. Perhatian siswa lebih
baik dari sebelumnya. Mereka sangat serius dalam menulis. Pembelajaran ini
sangat memudahkan siswa dalam menulis narasi yang dirasakan tidak membosankan.
Hal ini dibuktikan dengan kesediaan dan kesungguhan siswa dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran, siswa tampak merasa senang
dan bersemangat sehingga dengan sendirinya mereka aktif dan kreatif
meningkatkan potensi yang ada dalam dirinya. Tahap ini pula dapat mengaktifkan
dan mengkreatifkan siswa yang masih kurang kreatif dalam menulis narasi.
Sementara itu, dari aspek hasil rerata
nilai menulis narasi dengan media gambar mencapai 75,47 dalam pelaksanaan
siklus II telah mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan yaitu mencapai nilai 75 atau lebih. Kemampuan
siswa pada tiap-tiap aspek penilaian menulis narasi menunjukkan bahwa pada
aspek penentuan tema diperoleh rata-rata nilai sebesar 21,09 atau dalam
kategori baik. Pada aspek pengembangan
narasi diperoleh rata-rata nilai sebesar 18,75 atau dalam kategori baik.
Sementara itu, aspek prinsip dasar narasi diperoleh rat-rata nilai sebesar
14,84 dalam kategori baik. Kategori
cukup baik juga diperoleh pada aspek pilihan kata yaitu rata-rata nilai 10,41 . Sedangkan aspek keefektifan
kalimat diperoleh rata-rata nilai sebesar 6,94 atau kategori cukup baik.
Terakhir aspek ejaan dan tanda baca
dengan tara-rata nilai 3,75 dalam
kategori baik.
Berdasarkan kecenderungan data yang
digambarkan oleh diagram tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis narasi setelah mengikuti pembelajaran pada siklus
II.
Oleh karena rerata kelas yang ditentukan
dari siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75
atau lebih, diputuskan untuk mengakhiri penelitian pada siklus II ini. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi
siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Karanganyar.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi
terhadap tindakan dan hasil belajar siswa, terlihat bahwa media gambar dapat
meningkatkan menulis narasi siswa.baik pada siklus I maupun siklus II.
Berdasarkan
kecenderungan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis narasi setelah mengikuti pembelajaran, baik pada
siklus I maupun siklus II. Pada siklus I, pembelajaran dilaksanakan dalam dua
pertemuan. Meskipun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, hasil
belajar siswa untuk menulis narasi memperlihatkan peningkatan dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kedua. Pada
siklus II, pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan. Hasil belajar siswa
untuk menulis narasi juga memperlihatkan peningkatan dari pertemuan pertama
sampai dengan pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua, indikator keberhasilan dapat
dicapai.
Ketidaktercapaian
indikator keberhasilan pada siklus I dirasakan lebih banyak disebabkan oleh
penerapan media gambar belum maksimal. Data siklus I dan siklus II
memperlihatkan bahwa semakin tinggi kemampuan siswa dalam membuat narasi. Hal
ini relevan dengan teori yang dirujuk dalam kajian tindakan bahwa kompetensi
siswa dalam menulis karangan naratif dapat ditingkatkan dengan membenahi segala
hal yang menjadi titik kelemahan siswa dalam menulis. Sebuah tulisan pada
dasarnya merupakan perwujudan hasil penalaran siswa. Azhar (2004:15)
mengemukakan bahwa keuntungan penggunaan media gambar siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyusun
cerita berdasarkan rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan
narasi yang utuh, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memadukan kalimat
menjadi karangan narasi yang padu dengan menggunakan kata sambung yang tepat,
dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca
secara benar dalam karangan.
Berdasarkan hasil jurnal
dan wawancara, ternyata masih banyak siswa yang kesulitan dalam menulis narasi.
Tanggapan siswa terhadap media gambar yang digunakan sangat baik. Mereka
merespon positif dan senang dengan media gambar yang digunakan. Materi yang
disajikan lebih menarik dan lebih mendalam. Berdasarkan
hasil belajar pada siklus I, memperhatikan masalah-masalah yang muncul dan
terjadi pada pembelajaran siklus I tersebut, menjadikan dasar bagi peneliti
untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam tindakan yang akan dilakukan pada
pembelajaran siklus II. Tindakan yang dilakukan peneliti yaitu melakukan
perbaikan pada media pembelajaran yang digunakan, perbaikan cara belajar yaitu,
kegiatan kelompok diubah menjadi kegiatan individu, guru berkeliling dari satu
siswa ke siswa lain untuk melakukan bimbingan dan arahan kepada siswa yang
kelihatan agak bingung dalam menulis narasi.
Hasil
observasi yang dilakukan pada saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
menulis narasi dengan media gambar pada siklus II memperlihatkan bahwa
perubahan tingkah laku siswa menjadi lebih baik. Hal ini dapat diketahui dari
siswa yang sebelumnya tidak mengikuti pembelajaran dengan baik, pada siklus II
ini siswa mulai mengikuti dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
diterapkan peneliti dengan baik, sehingga dapat diketahui bahwa siswa sudah
mampu menyesuaikan diri dengan kegiatan pembelajaran menulis narasi dengan
media gambar. Perhatian siswa lebih baik dari sebelumnya. Mereka sangat serius
dalam belajar, hal ini sebagai bukti bahwa siswa senang belajar menulis narasi.
Kenyataan ini dibuktikan dari hasil tes siklus I dan siklus II yang semakin
meningkat dalam menulis narasi.
Hasil
jurnal dan wawancara siklus II juga menunjukkan hasil yang menyenangkan.
Menurut mereka, pembelajaran dengan media gambar sangat memudahkan siswa dalam
pembelajaran menulis narasi dan tidak membosankan. Hal ini dibuktikan dengan
kesediaan dan kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru. Penggunaan media gambar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran
menulis narasi ternyata memberikan manfaat dan perubahan positif bagi siswa.
Siswa semakin serius dalam belajar, hasilnya pun semakin meningkat.
Berdasarkan
rangkaian analisis data dan situasi pembelajaran, dapat dijelaskan bahwa
terjadi kemajuan pada diri siswa. Kemajuan itu dialami siswa mengarah pada
perilaku yang semakin baik. Siswa semakin semangat dan serius dalam
pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menulis narasi dengan
media gambar, dapat membantu siswa dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam
menulis narasi. Siswa juga mendapat pengalaman baru dalam menulis poster dan
pengalaman tersebut menjadikan siswa lebih termotivasi untuk menulis narasi
dengan baik.
Perubahan-perubahan yang dialami siswa
tersebut membuktikan bahwa penggunaan media gambar dapat membantu siswa dalam
menulis narasi. Siswa juga mendapat pengalaman baru dalam menulis narasi dan
pengalaman tersebut menjadikan siswa lebih termotivasi untuk menulis narasi
dengan baik. Selanjutnya, berdasarkan analisis hubungan antara instrumen
pengumpulan data, diperoleh hasil berupa kesinambungan antara data yang satu
dengan data yang lain baik tes maupun nontes. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
penilaian ini dipaparkan berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi. Data tes,
observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto merupakan rangkaian
instrumen pengumpulan data yang telah menampakkan hubungan atau kesinambungan
yang tepat.
Dari segi hasil menulis narasi mengalami
peningkatan. Hasil penilaian menulis narasi siswa siklus I mencapai rerata
68,75 dari jumlah keseluruhan siswa dalam satu kelas. Sementara itu, hasil
penilaian pada siklus II mencapai nilai rerata 75,78 dari jumlah keseluruhan
siswa dalam satu kelas.
Hasil penilaian menulis narasi
pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 10,23%. Peningkatan ini
tercermin pada hasil belajar siswa yang dapat menentukan tema dan amanat dengan
sangat baik, menyusun detail dalam urutan dan penggunaan dialog dalam penyajian
yang menarik, komponen alur, penokohan, latar, titik pandang, dan pemilihan
detail peristiwa yang disusun sangat baik dan lengkap, menyusun cerita
berdasarkan rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan narasi yang
utuh, dapat memadukan kalimat menjadi karangan narasi yang padu dengan
menggunakan konjungsi yang tepat, dan dapat menggunakan ejaan dan tanda baca
secara benar dalam karangan. Melalui media gambar dalam menulis narasi, siswa
lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Sejalan
dengan masalah yang dibahas, tujuan, dan cakupan penelitian ini dan berdasarkan
temuan penelitian ini dan pembahasannya, dapatlah dikemukakan simpulan berikut
ini.
Penggunaan media gambar berseri, warna
menarik, sederhana, mudah dipahami, dan memberikan gambaran objek baik makhluk
hidup ataupun tempat dalam pembelajaran yang mampu meningkatkan
menulis narasi. Pembelajaran pemanfaatan penggunaan
media gambar tersebut terdiri atas tujuh aktivitas siswa yang diamati meliputi
(1) mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan aktif, (2) mengidentifikasi
gambar berseri yang diberikan guru, (3) menyusun potongan gambarmenjadi urutan
berdasarkan kronologis kejadiannya, (4) mendiskusikan hasil identifikasi gambar
dalam kelompok (5) mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan melakukan sumbang
saran atas hasil diskusi kelompok lain, (6) memajang seluruh karya siswa dalam
bentuk kelompok, dan (7) menentukan karya terbaik siswa.
Keterampilan menulis narasi siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Karanganyar setelah mengikuti pembelajaran menulis narasi
dengan media gambar mengalami peningkatan. Peningkatan itu tampak dari
perubahan nilai rerata siklus I ke siklus II. Pada siklus I diperoleh rerata
68,75 sedangkan siklus II rerata 75,78.
Saran
Di dalam deskripsi
penelitian ini telah terungkap temuan tentang peningkatan kemampuan menulis
narasi dengan media gambar siswa kelas VIIA SMP Negeri Karanganyar. Meskipun
demikian, penelitian ini tidak dapat menyelesaikan semua persoalan yang
berkaitan dengan menulis narasi yang baik. Penelitian lanjutan hendaknya
menambah aspek menulis narasi yang belum dikaji dalam penelitian ini dengan
kompetensi dasar yang berbeda dan melakukan pengujian di sekolah yang lebih
luas.
DAFTAR PUSTAKA
Arief
S. Sadiman. 1996. Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Azhar Arsyad. 2004. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar