Kamis, 12 Juli 2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA GAMBAR


Sulasdi, Risyani
Guru SMPN 3 Karangnyar
Rahayu Pristiwati
Fakultas Bahasa dan Seni - Universitas Negeri Semarang
E-mail rahayupristiwati@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa Sekolah Menengah Pertama. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMPN 3 Karanganyar berjumlah 32 siswa. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media gambar. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, rubrik penilaian, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media gambar berseri, warna menarik, sederhana, mudah dipahami, dan memberikan gambaran objek baik makhluk hidup ataupun tempat dalam pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan menulis narasi.

Kata kunci: kemampuan menulis, narasi, media gambar



Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa terpadu yang ditujukan untuk menghasilkan tulisan. Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis.Kemampuan menulis sangat diperlukan dalam semua bidang pekerjaan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sering kita temui siswa yang telah menguasai bahasa Indonesia secara tertulis, tetapi tidak dapat menghasilkan tulisan karena tidak tahu apa yang akan ditulis dan cara menuliskannya. Siswa  merasa sulit untuk mengungkapkan ide dan gagasannya secara tertulis. Hal ini dapat disebabkan kurangnya produktivitas siswa dalam menghasilkan karya tulis.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa masih sangat rendah. Kegiatan yang dapat direkam melalui aktivitas menulis adalah kejadian atau sesuatu yang berkaitan dengan rentetan waktu. Siswa bisa menceritakan secara kronologis suatu kejadian atau narasi sebuah cerita yang di dalamnya dapat termuat suatu hal yang rinci sehingga setiap momen yang hadir di hadapan siswa dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan. 
            Pembelajaran menulis merupakan kemampuan paling sulit dikuasai siswa dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Selain itu, pembelajaran keterampilan menulis tampaknya belum menggembirakan. Salah satu realita  yang mendukung pernyataan tersebut adalah kondisi pembelajaran keterampilan menulis di kelas VII A SMP Negeri 3 Karanganyar. Berdasar pengamatan, ditemukan kenyataan di kelas bahwa motivasi dan kemampuan menulis narasi siswa  masih rendah yang ditandai jenuh ,  dan mengeluh jika siswa ditugaskan mengarang. Selain itu, kemampuan mengarang siswa masih kurang yang ditengarai tidak mempunyai kemampuan optimal dalam pembelajaran mengarang dan hasil karangan siswa pun sangat memperihatinkan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil belajar mengarang siswa yang hanya mencapai nilai 60, merumuskan tema kurang baik, penyusunan detail dalam urutan dan penggunaan deskripsi kurang tepat, dialog dalam penyajiannya kurang menarik, komponen seperti alur, penokohan, latar, titik pandang, dan pemilihan detail peristiwa disusun kurang baik dan tidak lengkap, penggunaan kata kurang menarik perhatian, kalimat narasi kurang jelas maksudnya dan kurang bisa dipahami, serta banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca.
Kemampuan siswa dalam menulis narasi dapat ditingkatkan dengan membenahi segala hal yang menjadi titik kelemahan siswa dalam menulis. Salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan media. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arief 1996:6). Salah satu media pembelajaran yaitu media gambar. Media ini dipilih dengan pertimbangan bahwa media gambar merupakan media paling umum digunakan, harganya terjangkau, mudah diingat oleh siswa, guru dapat menunjukkan benda-benda yang tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, dan relevan dengan pencapaian kompetensi dasar dan karakteristik siswa. Selain itu, media gambar juga dapat mempermudah guru dalam mengajar dan siswa dalam mengingat apa yang dilihat, mengembangkan kreativitas, daya imajinasi, serta mempermudah siswa dalam menuangkan ide-ide kreatif mereka.  Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar 2004:15).
   Sebuah tulisan pada dasarnya merupakan perwujudan hasil penalaran. Penalaran ini terutama terkait dengan proses menuangkan gagasan pokok untuk dikembangkan menjadi tulisan. Setiap penulis harus dapat menuangkan gagasannya secara cermat ke dalam tulisannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memunculkan gagasan adalah dengan menggunakan media gambar. Media gambar sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun cerita berdasarkan rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan narasi yang utuh Levie dan Lentz (dalam Azhar 2004:16).
Keuntungan media gambar sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa dalam pembelajaran menulis. Azhar (2004:5) mengemukakan bahwa keuntungan penggunaan media gambar siswa dapat meningkat kemampuan dalam menulis cerita berdasarkan rangkaian gambar menjadi karangan narasi yang utuh, padu, dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secaraa benar.
 Untuk memberikan arah penelitian yang jelas dan operasional berdasarkan  latar belakang, masalah penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan media gambar yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas VIIA SMP N 3 Karanganyar?  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan menulis narasi. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dalam menerapkan pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media gambar dan meningkatkan kualitas mata pelajaran bahasa Indonesia.

METODE
   Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA yang berjumlah 32 orang (16 perempuan dan 16 laki-laki). Kelas VIIA dikategorikan sebagai kelas yang tingkat kemampuan siswanya paling rendah di antara sembilan kelas VII di  SMPN 3 Karanganyar. Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2009 sampai dengan April 2010.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan (plan), tindakan dan pengamatan (act  and observe), dan refleksi (reflect). Tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah penelitian adalah penggunaan media gambar dengan langkah-langkah sebagai berikut.  Pertama, guru menjelaskan tentang media gambar yang akan digunakan. Kedua siswa mengidentifikasi gambar berseri. Ketiga siswa menyusun potongan gambar berseri. Keempat siswa mendiskusikan gambar berseri secara acak untuk membuat narasi. Kelima siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Keenam memajangkan seluruh hasil karya siswa berdasarkan kelompok Ketujuh penentuan karya terbaik siswa  disertai pemberian reward .
Ada dua indikator yang ditetapkan sebagai acuan keberhasilan penelitian ini. Pertama indikator keberhasilan penggunaan media gambar apabila semua siswa sudah dapat terlibat secara aktif, terbuka mengungkapkan pikiran, teratur, dan bersemangat mengikuti tahapan pembelajaran dengan media gambar berseri., Kedua apabila kemampuan menulis narasi siswa kelas VIIA SMP N 3 Karanganyar mencapai nilai rerata 75 atau lebih.
Sesuai data yang dikumpulkan. instrumen yang digunakan, yaitu: format observasi, rubrik penilaian,  wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Format pengamatan yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data kualitatif ada dua, yaitu format pengamatan guru dan format pengamatan siswa. Rubrik penilaian yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data kuantitatif  (1) penentuan tema, (2) pengembangan narasi, (3) prinsip dasar narasi, (4) pilihan kata, (5) keefektifan kalimat, serta (6)  ejaan dan tanda baca.untuk mengukur kemampuan siswa menulis narasi.  Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif (penilaian hasil) dan kualitatif (penilaian proses).




HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

   Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pembelajaran pada siklus I berlangsung dalam dua kali pertemuan. Sementara itu, dalam siklus II, pembelajaran berlangsung dalam dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dengan tiga kegiatan yaitu kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti/pendalaman materi, dan kegiatan akhir/penutupan. Pada kegiatan inti melakukan pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media gambar.
 Dalam setiap pertemuan baik siklus I maupun siklus II dengan memanfaatkan penggunaan media gambar berseri, warna menarik, sederhana, mudah dipahami, dan memberikan gambaran objek baik makhluk hidup ataupun tempat. Paparan tentang pembahasan hasil disajikan seperti berikut ini.
           
Siklus I
Data kualitatif berupa deskripsi kegiatan siswa dan guru selama dua kali pertemuan yang diperoleh dari hasil catatan observasi dan diperkuat dengan hasil dokumentasi foto  pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan pertama, guru membuka pembelajaran dengan apersepsi dan membangkitkan motivasi belajar siswa untuk mengikuti pelajaran serta mengemukakan tujuan dan tema pembelajaran. Selanjutnya, guru memberi pemahaman awal kepada siswa tentang cara membuat tulisan bentuk narasi.
Pembelajaran pemanfaatan penggunaan media gambar terdiri atas tujuh aktivitas siswa yang diamati meliputi (1) mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan aktif, (2) mengidentifikasi gambar berseri yang diberikan guru, (3) menyusun potongan gambar menjadi urutan berdasarkan kronologis kejadiannya, (4) mendiskusikan hasil identifikasi gambar dalam kelompok (5) mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan melakukan sumbang saran atas hasil diskusi kelompok lain, (6) memajang seluruh karya siswa dalam bentuk kelompok, dan (7) menentukan karya terbaik siswa.    
Pembelajaran siklus I dirasakan belum optimal, baik dari proses maupun hasil. Dari proses, guru belum sepenuhnya memberikan pemahaman kepada siswa tentang pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media gambar. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan guru serta respon yang diberikan siswa, ditemukan perilaku yang dirasakan belum optimal yang dapat menjadi penyebab kegagalan pembelajaran yaitu kata-kata yang dipilih siswa tidak memenuhi kecocokan dan ketepatan, terdapat beberapa kata yang tidak lazim, dan kata-kata yang dipilih tidak memiliki daya tarik, kemampuan siswa dalam mengembangkan kalimat efektif tidak menjadikan kalimat sebagai sarana pengungkap dan penangkap pesan agar terjadi komunikasi secara efektif, dan hampir seluruh siswa tidak siap untuk presentasi karena instruksi yang tidak jelas dari guru.
Data kuantitatif penelitian adalah karya siswa berupa karangan narasi selama dua kali pertemuan. Karya siswa yang dinilai dalam penelitian ini adalah karangan narasi meliputi  aspek (1) penentuan tema, (2) pengembangan narasi, (3) prinsip dasar narasi, (4) pilihan kata, (5) keefektifan kalimat, serta (6)  ejaan dan tanda baca. Masing-masing aspek dinilai berdasarkan kreteria yang telah ditentukan.
Dari aspek hasil rerata nilai menulis narasi dengan media gambar mencapai 68,75 dalam pelaksanaan pertemuan pertama dan kedua siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu mencapai nilai 75 atau lebih. Siswa yang kurang memahami menulis narasi dengan media gambar menunjukkan bahwa pada aspek penentuan tema diperoleh rerata nilai sebesar 19,53 atau dalam kategori cukup baik. Pada aspek pengembangan narasi diperoleh rerata nilai sebesar 17,19 atau dalam kategori baik. Sementara itu, aspek prinsip dasar narasi diperoleh rerata nilai sebesar 13,50 dalam kategori baik. Kategori baik juga diperoleh pada aspek pilihan kata yaitu rerata nilai 9,09 . Sedangkan aspek keefektifan kalimat diperoleh rerata nilai sebesar 6,13 atau kategori baik. Terakhir aspek ejaan  dan tanda baca dengan rerata nilai 3,31 dalam kategori kurang baik.
Berdasarkan kecenderungan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh siswa belum memenuhi standar, nilai yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena rerata belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75 lebih, diputuskan untuk melanjutkan penelitian pada siklus II.
Aktivitas pemanfaatan media gambar ini difokuskan pada lima aspek yaitu (1) menyusun potongan gambarmenjadi urutan berdasarkan kronologis kejadiannya, (2) mendiskusikan hasil identifikasi gambar dalam kelompok (3) mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan melakukan sumbang saran atas hasil diskusi kelompok lain, (4) memajang seluruh karya siswa dalam bentuk kelompok, dan (5) menentukan karya terbaik siswa.    

Siklus II
Pada pembelajaran siklus kedua ini tampak sebagian sebagian besar siswa telah siap untuk mengikuti pembelajaran. Dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media gambar disertai proses pembelajaran yang variatif, siswa lebih antusias dan tampak lebih aktif. Hal ini disebabkan siswa sudah memiliki pemahaman tentang media gambar dan dapat menyusun potongan gambar menjadi urutan berdasarkan kronologis kejadiannya dibandingkan pembelajaran sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dari tujuh aktivitas, sudah mengalami peningkatan daripada pembelajaran sebelumnya. Baik aktivitas mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan aktif maupun mengidentifikasi gambar berseri yang diberikan guru. Ada lima aktivitas yang dirasakan belum optimal yang dapat menjadi penyebab kegagalan pembelajaran. Aktivitas tersebut meliputi (1) menyusun potongan gambar menjadi urutan berdasarkan kronologis kejadiannya belum, (2) mendiskusikan hasil identifikasi gambar dalam kelompok (3) mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan melakukan sumbang saran atas hasil diskusi kelompok lain, (4) memajang seluruh karya siswa dalam bentuk kelompok, dan (5) menentukan karya terbaik siswa.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan guru serta respon yang diberikan siswa pada siklus II ini disimpulkan bahwa kegiatan menulis narasi dengan media gambar berlangsung secara optimal. Pembelajaran yang dilakukan dalam dua kali pertemuan pada siklus II dirasakan sudah optimal, baik dari segi proses maupun dari segi hasil.
Dari segi proses, siswa mampu menyesuaikan diri dengan kegiatan pembelajaran menulis narasi dengan media gambar. Perhatian siswa lebih baik dari sebelumnya. Mereka sangat serius dalam menulis. Pembelajaran ini sangat memudahkan siswa dalam menulis narasi yang dirasakan tidak membosankan. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan dan kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran, siswa tampak merasa senang dan bersemangat sehingga dengan sendirinya mereka aktif dan kreatif meningkatkan potensi yang ada dalam dirinya. Tahap ini pula dapat mengaktifkan dan mengkreatifkan siswa yang masih kurang kreatif dalam menulis narasi.  
Sementara itu, dari aspek hasil rerata nilai menulis narasi dengan media gambar mencapai 75,47 dalam pelaksanaan siklus II  telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu mencapai nilai 75 atau lebih. Kemampuan siswa pada tiap-tiap aspek penilaian menulis narasi menunjukkan bahwa pada aspek penentuan tema diperoleh rata-rata nilai sebesar 21,09 atau dalam kategori  baik. Pada aspek pengembangan narasi diperoleh rata-rata nilai sebesar 18,75 atau dalam kategori baik. Sementara itu, aspek prinsip dasar narasi diperoleh rat-rata nilai sebesar 14,84 dalam kategori  baik. Kategori cukup baik juga diperoleh pada aspek pilihan kata yaitu rata-rata  nilai 10,41 . Sedangkan aspek keefektifan kalimat diperoleh rata-rata nilai sebesar 6,94 atau kategori cukup baik. Terakhir aspek ejaan  dan tanda baca dengan tara-rata nilai  3,75 dalam kategori  baik.
Berdasarkan kecenderungan data yang digambarkan oleh diagram tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menulis narasi setelah mengikuti pembelajaran pada siklus II.  
Oleh karena rerata kelas yang ditentukan dari siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75 atau lebih, diputuskan untuk mengakhiri penelitian pada siklus II ini. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan media gambar  dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Karanganyar.

Pembahasan
   Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap tindakan dan hasil belajar siswa, terlihat bahwa media gambar dapat meningkatkan menulis narasi siswa.baik pada siklus I maupun siklus II.
Berdasarkan kecenderungan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menulis narasi setelah mengikuti pembelajaran, baik pada siklus I maupun siklus II. Pada siklus I, pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan. Meskipun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, hasil belajar siswa untuk menulis narasi memperlihatkan peningkatan dari pertemuan  pertama sampai dengan pertemuan kedua. Pada siklus II, pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan. Hasil belajar siswa untuk menulis narasi juga memperlihatkan peningkatan dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua, indikator keberhasilan dapat dicapai.
Ketidaktercapaian indikator keberhasilan pada siklus I dirasakan lebih banyak disebabkan oleh penerapan media gambar belum maksimal. Data siklus I dan siklus II memperlihatkan bahwa semakin tinggi kemampuan siswa dalam membuat narasi. Hal ini relevan dengan teori yang dirujuk dalam kajian tindakan bahwa kompetensi siswa dalam menulis karangan naratif dapat ditingkatkan dengan membenahi segala hal yang menjadi titik kelemahan siswa dalam menulis. Sebuah tulisan pada dasarnya merupakan perwujudan hasil penalaran siswa. Azhar (2004:15) mengemukakan bahwa keuntungan penggunaan media gambar siswa dapat  meningkatkan kemampuannya dalam menyusun cerita berdasarkan rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan narasi yang utuh, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memadukan kalimat menjadi karangan narasi yang padu dengan menggunakan kata sambung yang tepat, dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara benar dalam karangan.
            Berdasarkan hasil jurnal dan wawancara, ternyata masih banyak siswa yang kesulitan dalam menulis narasi. Tanggapan siswa terhadap media gambar yang digunakan sangat baik. Mereka merespon positif dan senang dengan media gambar yang digunakan. Materi yang disajikan lebih menarik dan lebih mendalam. Berdasarkan hasil belajar pada siklus I, memperhatikan masalah-masalah yang muncul dan terjadi pada pembelajaran siklus I tersebut, menjadikan dasar bagi peneliti untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam tindakan yang akan dilakukan pada pembelajaran siklus II. Tindakan yang dilakukan peneliti yaitu melakukan perbaikan pada media pembelajaran yang digunakan, perbaikan cara belajar yaitu, kegiatan kelompok diubah menjadi kegiatan individu, guru berkeliling dari satu siswa ke siswa lain untuk melakukan bimbingan dan arahan kepada siswa yang kelihatan agak bingung dalam menulis narasi.
            Hasil observasi yang dilakukan pada saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran menulis narasi dengan media gambar pada siklus II memperlihatkan bahwa perubahan tingkah laku siswa menjadi lebih baik. Hal ini dapat diketahui dari siswa yang sebelumnya tidak mengikuti pembelajaran dengan baik, pada siklus II ini siswa mulai mengikuti dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang diterapkan peneliti dengan baik, sehingga dapat diketahui bahwa siswa sudah mampu menyesuaikan diri dengan kegiatan pembelajaran menulis narasi dengan media gambar. Perhatian siswa lebih baik dari sebelumnya. Mereka sangat serius dalam belajar, hal ini sebagai bukti bahwa siswa senang belajar menulis narasi. Kenyataan ini dibuktikan dari hasil tes siklus I dan siklus II yang semakin meningkat dalam menulis narasi.
            Hasil jurnal dan wawancara siklus II juga menunjukkan hasil yang menyenangkan. Menurut mereka, pembelajaran dengan media gambar sangat memudahkan siswa dalam pembelajaran menulis narasi dan tidak membosankan. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan dan kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Penggunaan media gambar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis narasi ternyata memberikan manfaat dan perubahan positif bagi siswa. Siswa semakin serius dalam belajar, hasilnya pun semakin meningkat.
            Berdasarkan rangkaian analisis data dan situasi pembelajaran, dapat dijelaskan bahwa terjadi kemajuan pada diri siswa. Kemajuan itu dialami siswa mengarah pada perilaku yang semakin baik. Siswa semakin semangat dan serius dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menulis narasi dengan media gambar, dapat membantu siswa dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam menulis narasi. Siswa juga mendapat pengalaman baru dalam menulis poster dan pengalaman tersebut menjadikan siswa lebih termotivasi untuk menulis narasi dengan baik.
        Perubahan-perubahan yang dialami siswa tersebut membuktikan bahwa penggunaan media gambar dapat membantu siswa dalam menulis narasi. Siswa juga mendapat pengalaman baru dalam menulis narasi dan pengalaman tersebut menjadikan siswa lebih termotivasi untuk menulis narasi dengan baik. Selanjutnya, berdasarkan analisis hubungan antara instrumen pengumpulan data, diperoleh hasil berupa kesinambungan antara data yang satu dengan data yang lain baik tes maupun nontes. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penilaian ini dipaparkan berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi. Data tes, observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto merupakan rangkaian instrumen pengumpulan data yang telah menampakkan hubungan atau kesinambungan yang tepat.
     Dari segi hasil menulis narasi mengalami peningkatan. Hasil penilaian menulis narasi siswa siklus I mencapai rerata 68,75 dari jumlah keseluruhan siswa dalam satu kelas. Sementara itu, hasil penilaian pada siklus II mencapai nilai rerata 75,78 dari jumlah keseluruhan siswa dalam satu kelas.
Hasil penilaian menulis narasi pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 10,23%. Peningkatan ini tercermin pada hasil belajar siswa yang dapat menentukan tema dan amanat dengan sangat baik, menyusun detail dalam urutan dan penggunaan dialog dalam penyajian yang menarik, komponen alur, penokohan, latar, titik pandang, dan pemilihan detail peristiwa yang disusun sangat baik dan lengkap, menyusun cerita berdasarkan rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan narasi yang utuh, dapat memadukan kalimat menjadi karangan narasi yang padu dengan menggunakan konjungsi yang tepat, dan dapat menggunakan ejaan dan tanda baca secara benar dalam karangan. Melalui media gambar dalam menulis narasi, siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
           
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
            Sejalan dengan masalah yang dibahas, tujuan, dan cakupan penelitian ini dan berdasarkan temuan penelitian ini dan pembahasannya, dapatlah dikemukakan simpulan berikut ini.
Penggunaan media gambar berseri, warna menarik, sederhana, mudah dipahami, dan memberikan gambaran objek baik makhluk hidup ataupun tempat                         dalam pembelajaran yang mampu meningkatkan menulis narasi. Pembelajaran pemanfaatan penggunaan media gambar tersebut terdiri atas tujuh aktivitas siswa yang diamati meliputi (1) mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan aktif, (2) mengidentifikasi gambar berseri yang diberikan guru, (3) menyusun potongan gambarmenjadi urutan berdasarkan kronologis kejadiannya, (4) mendiskusikan hasil identifikasi gambar dalam kelompok (5) mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan melakukan sumbang saran atas hasil diskusi kelompok lain, (6) memajang seluruh karya siswa dalam bentuk kelompok, dan (7) menentukan karya terbaik siswa. 
 Keterampilan menulis narasi siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Karanganyar  setelah mengikuti pembelajaran menulis narasi dengan media gambar mengalami peningkatan. Peningkatan itu tampak dari perubahan nilai rerata siklus I ke siklus II. Pada siklus I diperoleh rerata 68,75 sedangkan siklus II rerata 75,78. 


Saran
Di dalam deskripsi penelitian ini telah terungkap temuan tentang peningkatan kemampuan menulis narasi dengan media gambar siswa kelas VIIA SMP Negeri Karanganyar. Meskipun demikian, penelitian ini tidak dapat menyelesaikan semua persoalan yang berkaitan dengan menulis narasi yang baik. Penelitian lanjutan hendaknya menambah aspek menulis narasi yang belum dikaji dalam penelitian ini dengan kompetensi dasar yang berbeda dan melakukan pengujian di sekolah yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman. 1996. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Azhar Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.